Minggu, 19 Februari 2017

Kala Aku Jadi Ibu


Becoming a mom is a miracle. Harusnya proses ini bisa dimasukkan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia. Haha. Emejing kan ya, merasakan ada seorang makhuk yang tumbuh di dalam diri kita. Gusti Allah memang sungguh Maha Kuasa.

Sebelum menikah dan punya anak, mungkin tak terbayangkan jika kehadiran anak akan segitu-gitunya mengubah diri kita. Dulu mikirnya, punya anak ya punya anak aja. Palingan tambah repot.
Ternyata menjadi ibu bukan hanya tentang bertambahnya jumlah anggota keluarga, tetapi juga tentang berubahnya pola pikir, pemahaman, sifat dan laku si ibu.

Transformasi yang sempurna


Menjadi lebih kuat

Konon katanya sakit saat melahirkan itu rasanya sama dengan rasa sakit saat 20 tulang kita retak bersamaan, setara dengan 57 del sakit, sedangkan tubuh manusia hanya mampu menanggung 45 del rasa sakit. Eh, tapi ada yang bilang info itu hoax sih, padahal keren gitu ya, berasa jadi manusia super. Haha. Yasutralah, intinya melahirkan itu adalah proses perjuangan antara hidup dan mati.
Bandingkan dengan dahulu kala, saat lihat jarum suntik mau diambil darah aja hawanya pengen kabur ke planet Namex.

Belum lagi pasca melahirkan, awal-awal punya bayi, fatwa Rhoma Irama untuk jangan suka bergadang karena bergadang tiada artinya sepertinya tak bisa kita ikuti. Karena ibu baru dan bergadang itu seperti halnya paket nasi+ayam goreng gratis teh botol dingin, tak terpisahkan.

Menjadi lebih tak egois

Dari rumah niat hati ingin beli daster baru buat ikutan emak berdaster chalange. Pulang-pulang bawa sekantong gede belanjaan. Setelah di list isinya: sandal jepit buat si sulung, piyama frozen buat si tengah, layangan buat si bungsu, ciki, es krim, permen, lego, diapers...
Daster mana daster? Nngg.... pernah dengar nggak Mam yang namanya filosofi daster? Yap, makin usang makin disayang.
Bandingkan dengan list belanjaan dulu kala: lipstik matte merah menyala, sepatu highheels 10cm, pashmina instan, tas dari kulit buaya dan kawan-kawannya.

Menjadi lebih tak jijikan

Belom disebut ibu jika di tengah-tengah makan tidak ada interupsi dari si bocah "Mah, udah selesai ee' nya, cawikin dong..."
"Oke," jawab si mama dan dengan santai melanjutkan makannya yang tertunda tanpa pretensi apa-apa. Haha.
Bayangkan kalau interupsi itu yang terjadi dulu kala, niscaya lotek yang telah berada di lambung akan memberontak untuk keluar kembali melalui kerongkongan.

Menjadi lebih perhitungan

"Makan ke mana kita Mah"? Tanya si bapak. Jawaban waktu belom punya anak: "Terserah" s&k berlaku.
Jawaban setelah jadi ibu: "Dimana ya? Warung ini menunya gak ramah anak. Di sini gak ada lesehannya, rempong bawa bayi. Di situ gak ada playgroundnya. Di sono antrinya busyeet. Ada sih di sana, tapi jauuuh." Dan endingnya bisa ditebak, indomi goreng pakai telor ceplok. *duta indomi

Menjadi lebih praktis

Dulu mandi bisa berlama-lama. Habis sealbum Krisdayanti.
Jangan remehkan emak berdaster, karena kalau mereka udah nyanyi, kelar idup lo.
Setelah jadi ibu...?
Boro-boro bisa nyanyik-nyanyik cantik, kalau perlu mandinya dirapel 2 hari sekali. haha.

Dulu penampilan itu hal utama. Pake baju kerudung buat ootd aja matut2nya sejam sendiri. Copot, ganti yang ini. Belom sreg, hempas, ganti yang itu, dan berakhir dengan desah putus asa 'ya ampun ini gak ada yang oke yaah' di hadapan hamparan baju di atas kasur.
Sekarang... bergo adalah yang utama. Jilbabnya kotak2 kerudungnya kembang2 (trend jaman sekarang emang agak kurang bertanggungjawab,  suka tabrak lari). Slup, redii anter anak sekolah mampir belanja sayur depan rumah. Lupakan bedak, lipstik, sunblock, maskara dan blushon.

Menjadi lebih rela berkorban

Salah satu kerela-berkorban-an seorang ibu bisa dilihat dari persoalan makan memakan.
Makan soto. Dulu saat si soto datang langsung hap, cicipin, koreksi rasa pakai sambel, kecap dkk.
Saat jadi ibu, soto datang, si bapak langsung nyari sambel sama jeruk nipis. Si ibu? nyariin bocah buat nyuapin dulu. Setelah 3x nanya "beneran udah kenyang?" Barulah taroh sambel dan temen-temannya itu ke dalam soto yang tersisa (walaupun ntar pesan lagi siiih haha). Entah ya, kalau anak-anak dipesankan menu sendiri suka mubazir banyakan gak habisnya gitu. Kaya makan indomi, satu kurang dua kebanyakan.

Makan bakso. Bakso datang, cicipin kuahnya, tambahin teman-temannya, makan mie-nya, habis itu baru baksonya. Save the best for the last. The best-nya saat si bakso terakhir siap ditelan di depan mulut yang kepedasan.
Dan apa rasanya saat best moment itu tiba-tiba terdengar suara "Mamah masih mau baksonya?" Disertai wajah 'mau lagi' si bocah. Hiks. Mamah udah kenyang kok Nak. Haha

Menjadi lebih pemberani

Dulu sama tikus takutnya ngalah-ngalahin nonton the conjuring
Sekarang (masih takut juga) saat ada tikus sliwar sliwer mendadak dengan tanpa dosa dan bocah jejerita, langsung ambil sapu, kejar tanpa ampun. patah patah deh tuh gagang sapu

Dulu takutnya minta ampun sama mati lampu. Berasa gak akan bisa liat indahnya dunia lagi. Apalagi kalo mati lampunya pas tengah malem ditambah adegan gorden yang bergerak2 sendiri dan desau angin mengetuk2 kaca...
Sekaraang, peett mati lampu.... 3 bocah langsung nangis bebarengan. Si mama dengan (sok) cool calm dan confident menjawab dengan suara (sok) lantang dan (sok) gagah berani, "tenang ajaa ada mama di sini"  *ya, hidup adalah tentang pencitraan

Menjadi lebih bisaan

Apa sih yang gak bisa mama lakukan? Dari benerin rantai sepeda si bocah, bikin mainan dari kardus bekas hingga stik es krim, bikin nutrijel, menyanyi, mendongeng, pasang galon, ganti tabung gas ijo, menambal panci, mengecat pagar rumah, memanen jagung di kebun... cincai lah itu semua.
Bandingkan dengan saat dulu kala, segala-gala gak bisa, apa-apa

Menjadi lebih berbeda memaknai bahagia
Bahagiamu bahagiaku pasti
Hal-hal cenceremen macam itu sudah bisa bikin hati seorang mama bungah tak terkira. Tak perlulah emas berlian bertahtakan intan permata, rumah mewah bak istana raja atau kereta kuda

Menjadi lebih peduli dengan hal-hal kecil
Si adek bisa melangkah


Yaak... jadi masihkah ada yang merasa underestimate terhadap diri sendiri sebagai ibu? Masih sering berpikir "Ibu macem apa akuh ini?" "Kok aku ngerasa belom jadi ibu yang baik ya?" dan yang semacamnya
Segera enyahkan pikiran itu jauh-jauh!

Tanpa sadar ternyata banyak hal yang telah berubah dalam diri. Dari gadis egois nan penuh emosi menjadi wanita yang siap mengorbankan apapun untuk buah hati.
Ditempa dengan 9 bulan mengandung, 2 tahun menyusui, seumur hidup mendidik, lahirlah seekor kupu-kupu nan indah yang bernama ibu...

Dear mama... You rock!! Engkau keren!! Engkau luarbiasa!! Engkau juara!!
Selalu bersabarlah dengan segala tempaan itu, karena ia ada untuk memastikan bahwa surga layak ditempatkan di bawah kakimu. Ia ada untuk menjadikanmu lebih bercahaya.

13 Hal yang Harus Suami Lakukan agar Istri Bahagia


Yampun, topiknya receh amat ya. Hahaha. Gapapa sih, sejuta kurang receh 100 perak jadinya juga baru sembilanratussembilanpuluhsembilanribusembilanratus. #savereceh

Biasanya bu ibu suka sama topik-topik macam ini. Iih 'gue banget', senyam senyum lalu tag suami masing-masing. Wkwk. Gapapa lagi sih, kan suami-suami sendiri, bukan suami orang.

Jadi begini...

Kenapa laki-laki dan wanita itu terkadang saling sulit memahami satu sama lain?

Konon ceritanya, semua itu dikarenakan mereka berasal dari dua planet yang berbeda. Laki-laki dari Mars dan wanita dari Venus. Mereka bertemu di bumi, saling jatuh cinta, memutuskan menikah dan menjadi suami istri. Visi utama mereka adalah membentuk keluarga samara dan bahagia.

Tersebab latar belakang yang berbeda itu, kadang terjadi konflik, kesalahpahaman, dan percekcokan yang jika tak terselesaikan bisa menyebabkan tak tercapainya visi utama mereka.
Oleh karena itu, makhluk venus yang berjiwa sosial tinggi, baik hati, berbudi luhur dan berhati mulia itu akhirnya terdorong untuk membantu makhluk mars agar tak terlampau sulit memahami mereka.
Semua itu demi apa?? Yak, demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan terciptanya perdamaian dunia.

Saya sebagai perwakilan makhluk Venus akan sedikit menjabarkan poin-poin penting yang sebaiknya dilakukan makhluk Mars agar bisa lebih selaras dalam mengarungi bahtera kehidupan di planet Bumi.

Adakah yang mau mengangkat saya menjadi duta planet lain? Saingan sama duta shampo lain, duta indomie atau duta sheila on 7? 

Oke, mari kita akhiri dongeng pengantar tidur yang mulai membosankan ini sampai di sini.

Langsung ke pokok persoalan ya:

13 Hal yang Harus Suami Lakukan agar Istri Bahagia,
Check this out gaes...

1. Sekali-sekali bantulah pekerjaan kami

Buka mata dan jreng.. jreng... segelas coklat panas bertemankan lumpia goreng telah terhidang di atas meja. Tumpukan piring kotor telah berpindah tempat ke rak piring. Lantai bersih dan super kinclong. Anak-anak sudah mandi, kenyang dan wangi. Ituu rasanya melebihi senangnya dapat voucher makan gratis di Kaefsi.

Sekali-kali saja, tak perlu tiap hari. Kami tahu kok suami-suami kami pun sangat lelah dengan perkerjaannya sehari-hari.
Kami kadang hanya ingin melihat bukti, bukti bahwa kami disayangi.
(rima a a a a)

2. Dengarkan cerita kami segaring, sepanjang dan seabsurd apapun itu

Ngomong, ngobrol, bercerita ngalor ngidul adalah salah satu kebutuhan primer dalam hidup kami. Cukup dengarkan kami saat kami nyerocos tentang sandal jepit yang baru kami beli hingga kenapa Aufar yang punya istri secantik Olla Ramlan masih juga bisa selingkuh sama wanita lain.

Kami tahu bahwa suami-suami kami terkadang bosan dan kesal mendengarnya, namun pahamilah bahwa itu kami lakukan untuk sekedar menjaga jiwa kami tetap waras.

Dan ingat! Jangan sekali-kali menawarkan solusi jika bukan kami sendiri yang memintanya.

3. Minta maaflah sekalipun kau tak punya salah

WANITA TAK PERNAH SALAH (capslock) adalah salah satu aksioma tertua di alam raya ini yang tak bisa diganggu gugat. Jadi terimalah itu dengan lapang dada.

Kami ingin suami-suami kami minta maaf saat tetiba kami diam atau memanyunkan bibir kami, sekalipun mereka tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi atau kesalahan apa yang telah mereka lakukan.

Cukup minta maaf dan mereka selanjutnya boleh bertanya, "Tolong kasih tau dong salahku dimana?" Dan kami akan menjelaskannya dengan senang hati.
Jangan malah ikut-ikutan diam atau ngambek saat kami lagi begini.

Sebenar-benarnya kami tahu kok jika kami sering melakukan salah, cuma kami enggan mengakuinya. Dan sebagai makhluk dengan inteligensia tinggi kami berusaha mencari cara untuk menyembunyikan fakta itu.

4. Sering-seringlah memeluk kami

Slah satu cara sederhana yang sering dilupakan suami saat menghadapi istrinya tantrum (((tantrum))) adalah memeluknya.

Kami suka dipeluk karena saat itu mengalirlah hormon oksitosin yang mempunyai berjuta manfaat bagi tubuh dan jiwa kami. Memberikan rasa bahagia, keamanan, ketenangan, kenyamanan bahkan kecerdasan.

Setelah dipeluk biasanya kami akan merasa lebih adem hingga lebih bisa berfikir jernih dalam menyelesaikan suatu masalah.

5. Berilah kejutan-kejutan atau surprise kecil

"Nih, kubeliin cilok kesukaanmu," itu terdengar jauh lebih merdu dibandingkan mendengar Saiful Jambul nyanyi. *gak ada contoh lain selain Bang Ipul gitu?

Ting tong... "Ayah gak jadi kerja ni Mah, kita jalan-jalan sama shoping aja yuk"
Whoaaa... rasanya seperti mendapatkan kiriman sekerdus pancake duren gratis. 

6. Pujilah kami

Kau cantik hari ini, dan aku sukaa *nyanyi lagu jaman entah.

Terkadang kami hanya ingin sedikit dipuji dengan hal-hal sederhana. Tak perlulah pujian yang melanglang buana macam wajahmu bercahaya ngalah-ngalahin basuki tjahaja purnama.

Itu terlalu mendramatisir dan lebay. Kami tak suka

7. Berterimakasihlah pada kami

"Terimakasih sudah menjaga dan membesarkan anak-anak kita dengan sangat baik ya Mah" (di depan si bocah yang lagi umbelen).
Terooosss.... Terus-terusin aja situ nyindirnya.

Kadang kami butuh diapresiasi atas kerja keras setelah berjibaku mengorbankan jiwa dan raga dalam menjaga bahtera rumah tangga ini.

Kami telah mengerahkan seluruh kemampuan, peluh dan air mata kami demi menjaga keharmonisan dan kestabilan kapal rumahtangga kami dalam mengarungi badai kehidupan ini.
(Buk, bahasanya bisa lebih dilebay-in lagi tak?)

Jadi janganlah segan untuk sering mengucapkan terimakasih pada kami.

8. Katakan i love you, i miss u, i need you.

Sumpah I love you, i need you i miss you, aku tak bisa musnahkan kamu dari otakku *ayoo siapa yang mbacanya sambil nyanyik, cuuung!

Gak perlu segitu-gitunya sih. Cukup sekali-sekali saja menggombal-gombal mukiyo macam itu.

Mah cepet pulang ya, 
i need you. 
A.s.a.p 
love, pakne

"Kenapa yah?" *buru-buru pulang sambil berbunga-bunga

"Ini lhoo aku bingung bedain antara kencur sama jahe."

*hening sesaat dan mama pun mutung.

9. Genggam tangan kami di tempat umum

Tau gak sih, kami itu suka digandeng tangannya saat jalan-jalan atau berada di tempat-tempat publik?

Selain biar mirip adegan di drama-drama korea itu, dan tentu saja buat bikin envy pasangan lain, menggandeng itu memberikan rasa aman, tentram, gemah ripah lohjinawi tata tentrem kerta raharja di hati kami.

Berasa punya bodyguard yang siap mempertaruhkan segalanya buat melindungi kami.

10. Pijit punggung dan telapak kaki kami

Sungguh, kami tak punya maksud menjadikan suami-suami kami sebagai ganti mbok pijet, apalagi berniat jahat mematikan matapencahariaan mereka dengan memanfaatkan tenaga suami kami.

Kami hanya ingin suami kami ikut merasakan kelelahan kami mengurus rumah beserta anak-anaknya 24 jam 7 hari tiada henti.


11. Sesekali tunjukkan rasa cemburu

"Mau ke mana say? Jangan kebangetan gitu dong cantiknya, ntar ada yang ngelirik, masuk angin aku."
Kami merasa dicintai dan dibutuhkan saat suami kami punya rasa cemburu.

Tapi tak perlu juga cemburu berlebih-lebihan atau posisif akut.

Kamu dimana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa? (Gak usah malu lho kalau mau nyanyik)

Cemburulah dengan elegan!

12. Sediakan bahu untuk kami bersandar

Kami tahu kok masih ada tanah untuk bersujud sekalipun tak ada bahu untuk bersandar.

Tapi sesekali kami hanya ingin sekedar melepas penat dengan bersandar pada bahu pasangan kami, sekalipun bahu mereka tak selebar bahu Ade Rai ataupun bahu jalan.

13. Ajaklah sesekali kami hangout berdua saja

Tak perlulah mengajak kami beli gorengan hingga ke Mekah. Cukup ajak kami menikmati semangkuk wedang ronde di lapak sebelah. Atau nasi kucing di angkringan seberang rumah.

Kami butuh keluar sejenak dari rutinitas yang terkadang menjenuhkan. Merefresh pikiran dan kecerdasan kami tanpa intervensi bocah-bocah aktif nan menggemaskan itu.

TAMAT

Oke. Demikian 13 tips dari duta planet lain yang mungkin bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Ingat! Kebahagiaan istri adalah koentji. Jadi upayakanlah itu semaksimal mungkin.

PS: Buat yang mau protes silakan hubungi call center di pojok kiri layar HP anda. Saya juga sediakan kresek buat yang ingin huek-huek.

Mereka Melihat Mereka Meniru


"Mamah jangan pegang hp terus, ditaroh! Ayo main rumah-rumahan," kata si tengah yang kala itu berumur 2,5 tahun. Lain waktu saat marah dia akan berkata "Bella kesel sama Mamah, Mamah ditinggal sendiri aja di luar," atau  "Mamah itu nakal, dicubit aja." Lain kesempatan saat sedang bertengkar dengan kakaknya dia akan bilang "Terserah kamu!" (berkacak pinggang sambil membuang muka).

Saya seperti merasakan sesuatu yang sangat intim dengan situasi ini. Saya ingat-ingat, cari-cari... apa yang membuatnya terasa begitu familiar. Dan... ahaaa... ketemu!!!
Yaa, itu adalah gestur dan ucapan-ucapan yang saya sering lontarkan ke dia.
Kemudian berloncatanlah fragmen-fragmen percakapan sehari-hari dengannya. "Bella stop main ipadnya, nanti Mamah sita gak boleh main lagi", "Kalo Bella nakal nanti Mamah cubit ya", "Bella kalo ngompol di luar aja sana gak usah masuk rumah", "Mamah pusing nih liat Bella berantem terus sama mas Berry", "Jangan bikin Mamah kesel dong", "Terserah kamu! Gak nurut sama Mamah" dan masih banyak lagi gestur dan ucapan-ucapan lain yang tanpa saya sadar rupanya diamati dan ditiru oleh si bocah.

Benarlah apa yang pernah dikatakan James Baldwin, "Children have never been very good in listening to their elders, but they have never failed  to imitate them." Ya, anak-anak memang bukan "pendengar" yang baik, tetapi mereka adalah "peniru" yang handal. Mereka tak pernah gagal menirukan tingkah polah orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Sebenarnya, meniru adalah sesuatu yang fitrah dimiliki setiap anak. Kemampuan meniru ini mulai berkembang sejak anak berumur satu tahun. Orang tua adalah sosok pertama yang tingkah lakunya akan diamati dan ditiru anak-anak mereka. Mulai dari gestur, raut muka, cara bicara, intonasi hingga hal-hal fisik yang dilakukannya. Itulah kenapa ada peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tak masalah jika yang mereka tiru adalah hal-hal baik dari diri orangtuanya. Persoalannya adalah mereka belum mampu mimilah-milah mana hal baik yang bisa mereka tiru, mana yang seharusnya tidak ditiru. Alhasil segala hal yang ia amati dari lingkungan terdekatnya akan ditirukannya, utuh. Balita doyan ngrokok, itu karena orangtuanya atau lingkungan sekitar mengajarkannya merokok. Anak kecil suka main tangan, bisa jadi karena kesehariannya akrab dengan kekerasan oleh lingkungan terdekatnya,
Jika dalam seminar-seminar kewirausahaan ada istilah ATM, Amati Tiru Modifikasi, di dunia orangtua-anak ada ATP,  Amati Tiru Persis.

Makin bertambah umur anak, makin meluas juga lingkup pergaulannya, makin banyak juga role model yang diamatinya. Seperti siang ini, saat si bocah pulang dari sekolahnya, "Mamah kata Bu Fitri gak boleh suka ngomong yang jelek-jelek lho, nanti Allah gak sayang. Kalau Mamah ngomong yang jelek-jelek nanti Bella telpon Bu Fitri biar Mamah dimarahin."
Apakah mamah tidak pernah mengajarkan untuk jangan bicara yang jelek-jelek? Tentu saja mengajarkan. Tapi saat ini yang didengarkan adalah apa yang dikatakan bu gurunya. Kata-kata mama sedang dalam posisi tak laku. Nah, kesempatan ini. Dekati bu gurunya, ngobrol-ngobrol dan sampaikan hal-hal yang kita ingin tanamkan ke si anak. Biarkan bu guru yang akan menyampaikannya ke anak.
It takes a village to raise a child.

Anak adalah peniru ulung. Hal ini menjelaskan kenapa sekedar kata-kata (nasihat) tidak akan efektif dalam mengajar mereka. Masuk telinga kanan keluar telinga kanan lagi. Mental. Haha. "Jangan suka ngomong boong ya Nak, gak baik, dosa," kata seorang ibu kepada anaknya. Sesaat kemudian datanglah tukang kredit panci hendak menagih cicilan panci si ibu,  "Nak, nanti kalo ada mamang tukang panci datang, bilang Ibu lagi ke luar negeri," kata si ibu. Si anak pun berkata, "Mang, kata Ibu kalau Mamang datang suruh bilangin ibu lagi ke luar negeri." Dan si ibu pun berdiri keki di balik gorden.

Anak-anak belajar dari teladan. Dari apa yang dilakukan orangtuanya, bukan apa yang dikatakan orang tuanya. Nasihat akan efektif jika disertai dengan contoh riil-nya, gak sekedar Omdo atau NATO (No Action Talk Only) atau cuap-cuap belaka.

Nah, kompetensi/sifat/perilaku seperti apakah yang kita ingin anak kita tiru dari kita? Sabar? Ya latihlah diri kita untuk sabar terlebih dahulu. Berkata baik? Ya biasakanlah diri kita untuk selalu berkata baik lebih dulu. Jujur? Ya mulailah untuk belajar berkata jujur meski hanya tentang hal remeh-temeh. Suka menolong? Ya berusahalah untuk selalu menolong lebih dahulu. Tidak sombong? Rajin menabung? Atau yang lainnya? Yaa mulailah kesemuanya itu dari diri sendiri.
Sulit?? Gak ada yang bilang mengasuh anak itu mudah.

Dan pada akhirnya, kitalah yang sebenarnya sedang belajar dari anak-anak kita. Belajar terus untuk menjadi lebih baik dari kita di masa lalu dan saat ini. Belajar menjadi guru yang layak untuk digugu dan ditiru. Belajar menjadi role model yang bisa diidolai anak-anak kita. Seyogyanyalah kita berterimakasih kepada mereka setiap hari. Terimakasih Nak, telah mengajari hal baru untuk mamah setiap hari...

Selasa, 07 Februari 2017

Waspada Neuropati Mengintai Gaya Hidup Ibu Muda

Pernahkah moms tiba-tiba merasakan kesemutan, kram, atau nyeri saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, naik motor, menggendong, duduk mengetik, hape-an dan kawan-kawannya?

Beberapa bulan ini saya sering merasa kesemutan, kebas dan nyeri di punggung, tangan dan kaki saat terlalu lama berdiri, duduk, atau menggendong bayi. Kesemutan yang datang tiba-tiba tanpa undangan dan pulang pun tak minta diantar. Bahkan kesemutan itu lama-lama jadi seperti tua-tua keladi, makin hari (tua) makin menjadi. Sungguh, situasi ini sangat mengganggu aktivitas dan mood saya. 


Namanya ibu muda kekinian, rasanya belum afdhol kala sakit melanda kok tidak bertanya terlebih dulu ke dokter Google. Dan itu pulalah yang saya lakukan. Setelah browsing sana sini terkait gejala-gejala yang saya rasakan, terdamparlah saya di  http://sarafsehat.com/lawanneuropati/, sebuah website yang banyak membahas tentang masalah neuropati. Iya, N e u r o p a t i.

Neuropati

Makanan apa pula ini? Mungkin banyak orang yang belum terlalu familiar dengan istilah ini. Padahal sebenarnya neuropati begitu dekat dengan keseharian kita. Berdasarkan riset, masyarakat Indonesia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan menjalani aktivitas dan gaya hidup penyebab neuropati.

Menurut dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), ketua kelompok studi neurofisiologi dan saraf tepi PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia) Pusat, "Neuropati adalah istilah untuk kerusakan saraf yang disebabkan oleh penyakit, trauma pada saraf, komplikasi dari penyakit sistemik atau karena kekurangan vitamin B kompleks".

Kondisi ini sering diabaikan karena gejalanya yang terlihat sepele dan hanya di beberapa titik saraf. Padahal, jika tidak segera diatasi, neuropati bisa menjadi penyakit yang lebih serius, dan tentunya dapat mengganggu aktivitas kita.

Apa saja sih gejala-gejala awal dari neuropati?

1. Kram

Hampir semua orang pernah mengalami kram. Ini merupakan salah satu gejala umum neuropati yang sering diabaikan. Padahal, jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi saraf akan jadi semakin memburuk dan mempengaruhi kondisi tubuh secara total.

Kram terjadi karena adanya tekanan terhadap saraf pada tulang belakang, dan paling umum terjadi di bagian kaki karena kaki bertugas menyangga berat keseluruhan badan.

Kesemutan juga sering dianggap sepele oleh banyak orang. "Biarin aja, cuma kesemutan ini, ntar juga ilang sendiri." Padahal jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, bisa menimbulkan penyakit yang serius selain memberikan rasa tidak nyaman.

Kesemutan bisa terjadi sesaat atau malah bertahan lama. Untuk kesemutan sesaat, biasanya disebabkan oleh gangguan aliran darah yang menyuplai oksigen ke saraf tangan. Sedangkan kesemutan yang bertahan lama bisa terjadi karena cedera pada saraf, saraf terjepit, dan stroke.

3. Kebas

Hampir mirip dengan kram, kebas juga dapat terjadi karena adanya gangguan saraf tepi. 
Misalnya karena duduk terlalu lama, saraf mengalami tekanan sehingga akan muncul rasa kebas. Kebas bisa juga terjadi karena saraf terjepit atau saraf putus akibat kecelakaan.

Pengaruh makanan juga berperan tinggi dalam munculnya gejala berupa kebas, misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak.

4. Nyeri seperti terbakar dan tertusuk

Nyeri terjadi karena adanya cedera. Misalnya cedera pada sendi, punggung, lutut dan bagian tubuh lainnya. Nyeri yang biasa muncul pada bagian otot umumnya terjadi karena adanya tegangan atau cedera yang melibatkan saraf dan pembuluh darah.

Selain itu, posisi tidur yang salah juga dapat menyebabkan nyeri atau yang biasa disebut salah bantal. Akar saraf di atas tulang punggung menyuplai fungsi motorik dan sensori ke lengan atas. Jadi ketika posisi tidur salah, yaitu leher dalam posisi menekuk, saraf ini bisa terkena dampaknya.

5. Kelemahan otot

Otot lemah atau otot serasa tidak kuat untuk bergerak bisa dikarenakan adanya gangguan sistem saraf pusat (mulai dari otak sampai sum-sum tulang belakang) dan juga sistem saraf tepi (mulai dari sum-sum tulang belakang sampai sel organ otot). Gejala ini sangat perlu diwaspadai, karena jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan penyakit serius seperti kelumpuhan hingga gagal nafas.

Perlu diketahui bahwa gejala kram, kebas, dan kesemutan yang merupakan gejala neuropati biasanya terjadi begitu saja tanpa adanya sebab karena aktivitas atau posisi tertentu.

Tahukah moms, ada sebuah profesi yang ternyata sangat rentan terkena gangguan neuropati?

Iya, profesi ibu rumah tangga. Profesi dengan aktivitas berjibun dan berulang setiap harinya. Terlepas dari ibu itu adalah ibu bekerja maupun tidak. Keduanya rentan terkena neuropati. Apalagi jika si ibu masih punya bayi, batita atau balita. Menggendong bayi berjam-jam, berlama-lama berdiri, hingga kurang tidur karena begadang. 

Menurut hasil riset, 1 dari 2 orang usia di atas 30 tahun mengalami gejala kesemutan dan kebas dan 1 dari 4 orang mulai mengalami gejala neuropati di usia 26-30 tahun.

Itu usia rata-rata ibu-ibu muda di Indonesia kan moms? Duuh...

Banyak ibu muda yang sering tak menyadari bahwa aktivitas yang dilakukannya sehari-hari sangat dekat dengan bahaya neuropati atau memperburuk kondisi mereka yang sudah mengalaminya. 

Salah satu dari sekian banyak penyebab terjadinya neuropati adalah aktivitas dan gaya hidup masa kini.

Mari kita lihat gaya hidup ibu muda yang seperti apa yang bisa menyebabkan neuropati

1. Bermain gadget

Ibu muda mana sih yang nggak hobby main gadget. Dari kepo-in akun lambeturah, ngrumpi di grup whatsap hingga facebook-an. (Duh, kok aktivitas per-gadget-annya nggak banget semua ya. Haha). Yaudah deh, tambahin, ibu muda yang memanfaatkan gadget buat jualan, buat MLM-an, buat belanja online dan kawan-kawannya.

Berlama-lama bermain gadget bisa melukai saraf yang ada pada jempol. Lama-lama tangan akan terasa kesemutan atau kebas karena saraf meradang. Ini adalah salah satu ciri neuropati.

2. Mengetik

Ibu rumah tangga masa kini yang pastilah akrab dengan yang namanya laptop. Ibu muda yang blogger, ibu muda yang pekerja kantoran, ibu muda yang jualan dari rumah, dll pasti kesehariaannya bergumul dengan laptop dan acara ketik-mengetik. 

Tahukah moms, gerakan tangan ke atas dan ke bawah saat mengetik dapat menyebabkan tendon di pergelangan tangan mengalami peradangan dan akhirnya menekan saraf di daerah pergelangan tangan.

3. Memasak

Ibu muda dan memasak adalah satu paket bundling yang tak terpisahkan. Sekalipun masaknya paling banter juga bikin sayur sop atau telor ceplok.

Menggoreng, merajang, mengaduk balik lagi menggoreng, merajang, mengaduk setiap hari berulang-ulang beresiko merusak saraf.

4. Mengendarai motor

Antar jemput anak ke sekolah, belanja ke tukang sayur, pergi ke kantor, bayar air pam, antar laundrian dll dengan mengendarai motor secara terus-menerus rentan terhadap terjadinya neuropati.

Duduk terlalu lama bisa menimbulkan masalah pada saraf karena dapat menyebabkan naiknya gula darah, kompresi saraf dan juga menghambat aliran darah.

5. Menggunakan high-heels

Ibu muda dan high-heels adalah suatu kepastian. Siapa sih ibu-ibu yang gak hobby high-heels-an? Ada, tapi mungkin tak banyak. 

Moms, memakai sepatu berhak tinggi dalam waktu lama ternyata dapat mencederai saraf kaki lho karena pemakaian hak tinggi akan menekan saraf kaki serta menghambat peredaran darah.

Nah kan, ternyata aktivitas harian ibu-ibu muda itu dekat sekali dengan yang namanya neuropati. HP, laptop, masak, motor dan high-heels mewakili gaya hidup ibu-ibu muda jaman sekarang. Dan ternyata gaya hidup itu bisa membuka peluang terjadinya neuropati. 

Please hati-hati moms...

Neuropati itu kan penyakit orang kantoran dan biasanya dialami oleh penyandang diabetes aja? Lagian gejala-gejala neuropati sebangsa kesemutan, kebas atau nyeri itu bisa hilang sendiri kok.
Eh, kata siapa moms? Yuk coba lihat info grafis di bawah ini tentang mitos-mitos seputar neuropati.



Lalu bagaimana dong cara mencegah munculnya neuropati?

1. Olahraga

"Duh gak sempet olahraga cint, ngurusin bayi-bayi aja udah rempong." Olahraga kan tak harus olahraga yang 'beneran' macam angkat barbel atau main tenis kan moms? Berjalan tanpa alas kaki di atas batu di taman itu sudah olahraga lho. Atau jalan-jalan sambil dorong stroller bayi keliling kompleks, sepedaan sama anak-anak, atau yang paling gampang ya streching-streching cantik setelah masak atau kerja di depan laptop.

Olahraga teratur dapat mengurangi rasa sakit atau kram, meningkatkan kekuatan otot serta membantu mengendalikan kadar gula darah.

2. Mengatur pola makan dan Konsumsi makanan sehat

Pasti udah paham kan ya moms, mengatur pola makan sangat penting untuk menjaga badan agar tetap sehat serta terhindar dari neuropati. Makanan dan minuman adalah sumber segala penyakit. Jadi, pastikan apapun yang kita konsumsi adalah yang bermanfaat untuk tubuh.

Sering-seringlah konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B seperti jamur, keju, kacang-kacangan, dan daging merah. Makanan-makanan ini baik untuk kesehatan saraf kita dan tentu baik untak lidah kita juga. Enak-enak semua kan ya itu?

3. Menjaga kadar gula darah

Jagalah kadar gula darah agar tetap terkendali. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah munculnya neuropati yang disebabkan oleh diabetes. Hati-hati ancaman di balik manisnya gula ya moms. Sereem!!

Kadar gula yang tinggi dapat merusak serat-serat saraf sehingga menimbulkan rasa kram atau kesemutan. Meskipun moms bukan penderita diabetes, tetap jaga kadar gula darah tubuh yaaa...

4. Hindari Konsumsi alkohol

Mengonsumsi minuman beralkohol juga dapat menyebabkan neuropati, karena alkohol dapat mencederai sistem saraf. Sebisa mungkin hindari minuman beralkohol, ya.

5. Bermain alat musik

Bermain alat musik yang menggunakan jari seperti gitar dan piano, selain bisa buat gegalauan ternyata juga dapat menjaga kesehatan saraf lho moms. Saraf tepi di ujung jari dan tangan akan terjaga keaktifannya.

6. Kenakan sepatu nyaman

Sering menggunakan sepatu dengan model terlalu sempit di ujung kaki dapat mengganggu aliran darah daerah kaki. Otomatis saraf pada kaki akan terganggu. 
Jadi pakailah sepatu yang sesuai dengan bentuk kaki dan tidak terlalu sempit. Jangan terlalu sering memakai high-heels yang bisa mengganggu saraf kaki.

7. Istirahat cukup

Kurang tidur atau begadang dapat mempengaruhi saraf pusat sehingga mengakibatkan melemahnya saraf. Perbaikan sel umumnya terjadi ketika kita tidur. Karenanya cukup tidur menjadi sangat penting bagi tubuh. 

Jadi sebisa mungkin kurangi kebiasaan begadang ya moms. Kalau pas bayi-bayi tidur usahakan untuk tidur juga barang 10-15 menit agar tubuh juga mendapatkan hak istirahatnya.

8. Konsumsi vitamin neurotropik

Saraf manusia sangat tergantung pada suplai vitamin B yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 atau dikenal sebagai vitamin neurotropik. Vitamin tersebut berfungsi untuk melindungi dan meregenerasi saraf sehingga dapat bekerja dengan baik.

Sebuah penelitian dari PERDOSSI menyebutkan bahwa defisiensi atau kekurangan vitamin B kompleks dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, atau yang biasa disebut neuropati. Karenanya, memenuhi asupan vitamin B kompleks menjadi solusi agar neuropati tidak merusak tubuh kita.

Salah satu suplemen vitamin B yang banyak beredar di pasaran adalah Neurobion. 

Neurobion adalah vitamin neurotropik untuk meredakan kebas, kram, dan kesemutan yang disebabkan karena kekurangan vitamin B1, B6, B12.

Neurobion ini ada 2 macam, Neurobion putih untuk pemeliharaan atau mengatasi neuropati ringan dan Neurobion forte untuk mengatasi neuropati sedang/berat yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Setelah saya konsultasikan ke dokter beneran (bukan dokter google), ternyata dokter menyarankan saya untuk mengonsumsi Neurobion. Saya konsumsi neurobion forte karena gejala-gejala yang saya rasakan sudah termasuk tingkat sedang. 

Efeknya cukup terasa setelah saya konsumsi teratur 1 tablet/hari. Rasa kesemutan dan nyeri seperti terbakar pada punggung dan tangan lumayan berkurang. Saat bangun tidur pun terasa lebih segar dan punggung tidak terlalu sakit.



Ada beberapa kelebihan neurobion, antara lain:
1. Dosisnya tepat untuk konsumsi rutin harian
2. Aman dikonsumsi dan tanpa efek samping
3. Terpercaya dan direkomendasikan oleh dokter dan orangtua
4. Diproduksi oleh Merck, perusahaan farmasi Jerman yang terpercaya
5. Praktis

Lebih jauh tentang neurobion bisa dibaca di http://sarafsehat.com

Dear moms, waspada neuropati mengintai gaya hidup kamu! Jangan menyepelekan bahaya neuropati pada kita. Sekaranglah saat yang tepat untuk #LawanNeuropati!



Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Waspada Neuropati Mengintai Gaya Hidup Kamu" oleh Neurobion

Rujukan tulisan

Powered By Blogger