Jumat, 03 April 2015

Nata De Coco Dioplos Pupuk ZA ??

Masih rame gak sih berita tentang penutupan pabrik nata de coco yang dioplos pupuk ZA ( redaksinya bo'  provokatip binggo)? Sebagai orang food technology berasa kurang afdol kalo gak ikut2an komeng dan meriuhkan suasana biar seru.

Gambar diambil dari regional.kompas.com
Jadi dulu critanya pas kkn, salah satu program grup kami adalah  ngajarin bikin nata de coco buat penduduk setempat. Bukan saya tentunya yang ngajarin karena aku mah apa atuh *halah. Kami mendatangkan pakar pembuat nata de coco dari luar. Pas praktek di depan kita-kita, si bapak memperkenalkan dulu bahan-bahan bakunya antara lain air kelapa, gula, asam sitrat, starter (bibit), dan ZA. Apaa?? ZA?? Yang buat pupuk itu?? Gilak kita suruh makan pupuk, racuuun banget.
Untungnyaaa sebelum kkn itu saya pernah dikasih tugas kuliah kunjungan ke pabrik nata de coco (industri rumah tangga). Jadi komen "gilak, kita suruh makan pupuk"  pas kkn gak sempet terlontar. Malu dong orang pangan komen kaya gitu, mikrobiologinya dapet berapa mbak?

Yak masuk ke konten, prolognya kepanjangan. Sebelum dibahas lebih lanjut, ada baiknya diketahui dulu gimana bikin nata de coco itu. Intinya gini:  air kelapa yang telah dididihkan ditambahkan gula, ZA dan asam sitrat. Setelah dingin ditambahkan starter (bibit). Starter itu apa? Starter itu isinya bakteri acetobacter xylinum yang bertugas memfermentasi air kelapa. Hasil fermentasi bakteri ini yang nantinya kita kenal sebagai nata de coco. Untuk pertumbuhannya, bakteri ini butuh makanan. Makanannya darimana?  Sukrosa (gula) sebagai sumber karbohidrat dan ZA (amonium sulfat ((NH4)2SO4) -yang oleh awam sering disebut urea-  sebagai sumber nitrogen. Berapa ZA yang ditambahkan dalam proses pembuatan nata de coco? 3gram ZA untuk 1liter air kelapa. Jadi ZAnya siapa yang makan? Ya acetobacter xylinum nya laaahh. Bukan kita dong? Bukan. Kenapa harus ZA sih? Alasan ekonomis: karena lebih murah, mudah larut dan selektif terhadap mikroorganisme lain (dari berbagai sumber), toh ZA itu nantinya tidak ada lagi dalam produk akhir.
Jadi nata de coco yang kita makan itu adalah hasil metabolisme dari si bakteri acetobacter xylinum ituh. Udah gak ada pupuk2annya karena ZA tadi udah dimakan habis sama si bakteri (dengan catatatan ZA nya gak berlebihan). Nata de coco yang udah jadi itu nantinya  dipisahkan dari medianya kemudian dicuci beberapa kali sampai bersih. Setelah itu direbus. Jadi deh. Dengan catatan lagi semua prosesnya harus aseptis (steril), karena kalo enggak nata nya gak bisa jadi. Susah lho bikin nata kalo gak berpengalaman gitu. *Hasil bikin nata pas kkn itu soalnya gatot. Hihi
Jadiiiiiiii media-media yang nulis judul gede-gede "nata yang dioplos pupuk za" itu sebenernya salah kaprah. Dari judulnya terkesan seolah-olah za itu dicampur ke nata-nya trus kita makan. Waduh horor pisan.

Nata de coco itu makanan yang gizinya minimalis tapi seratnya tinggi jadi baik untuk kesehatan pencernaan terutama buat keperluan diet, dengan catatan liat baik2 berapa kadar gula dalam minuman nata yang super manis itu. Gula gula dan gula itu yang sebenernya lebih perlu dikhawatirkan. Misal, nata de coco itu bagus untuk diet buat yang pengen kurus. Trus beli deh minuman nata dalam kemasan yang sudah dikasih gula gak kira2, minumnya bergelas2 sehari.  Huuuffftt capedeh,  sama dengan pesen bakso tanpa vetsin tapi kecapnya 2 sendok. Atau diet teh hijau biar kurus tapi minumnya ditambah 3 sendok gula per cangkir. Tetoot itu mah.

Jadi kalo pak pulisi mau nutup pabrik nata de coco yang di sleman itu, harusnya semua pabrik nata di indonesia juga ditutup semua, karena kebanyakan mereka pake ZA dalam proses pembuatannya. Btw wong coco itu kira2 pake ZA enggak ya? Kalo iya musti ditutup juga dong. Etapi kayanya di kemasannya juga udah ada ijin bpom nya deh. Masa iya kalo penggunaan ZA dalam proses pembuatan nata itu bahaya, bpom akan ngeluarin ijinnya?

Nah, karena buat makanan ada baiknya, lebih etis dan lebih memenuhi prinsip kehati-hatian, za yang digunakan itu hendaklah yang foodgrade (memenuhi syarat-syarat untuk digunakan dalam dunia pangan). Walaupun mungkin pupuk za yang digunakan kebanyakan industri rumah tangga itu juga belom tentu berbahaya. Karena untuk memutuskan pupuk za itu bahaya atau enggak, harus dilakukan pengujian lebih lanjut tentang toksisitas atau residu pupuk di nata itu.

Akhirulkalam, ilmu itu letaknya sebelum amal. Ilmuilah segala sesuatu sebelum melakukan tindakan.

3 komentar:

  1. Nice info, Mak. Kemarin juga baca di timeline fb tmn kalo smua nata de coco proses bikinnya pake ZA. Harus diluruskan ya supaya tidak mematikan rezeki orang.

    BalasHapus
  2. Kadang media itu juga berfungsi jadi kompor. Biar tambah panas. Yg penting beritanya laku

    BalasHapus