Senin, 20 April 2015

Berani Lebih Ndableg? Kenapa Tidak!!

Ndableg adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa jawa dan bisa diterjemahkan secara bebas sebagai "cuek", "gak terlalu mikirin omongan orang", "keras kepala", "suka melanggar aturan", "muka tembok" dan beberapa arti sejenis.

Sikap ndableg identik dengan sesuatu yang negatif. Sering dong lihat orang yang tetap cuek merokok di suatu tempat yang jelas-jelas udah dipasang tanda "dilarang merokok". Atau supir angkot yang dengan santainya ngetem tepat di depan rambu P dicoret. Atau seorang anak yang tetap asyik berkutat dengan mainannya meski telah berkali-kali dipanggil oleh ibunya. Etc, etc.
Namun apakah benar ndableg itu melulu terkait dengan sesuatu yang negatif? Let's check it out.

Sebagai seorang wanita yang dianugerahi sifat yang lumayan altruistik (lebih mementingkan orang lain dan cenderung mengorbankan diri-sendiri) *tsaelah, saya selalu ingin berusaha menjaga perasaan orang lain, menghindari  konfrontasi (konflik) dengan orang dan enggan menjadi antimainstream (kontroversial). Saya juga punya sifat gak enakan dan takut menyinggung perasaan orang. Selama ini saya ngerasa baik-baik saja dengan "ke-altruistik-an" saya, hingga tibalah suatu hari dimana saya merasa begitu lelah untuk bersikap seperti biasanya. Ternyata ada banyak hal yang kadang tak sejalan dengan hati nurani namun terpaksa tak saya ungkapkan hanya karena "takut" pendapat itu akan menyinggung beberapa orang. Saya berusaha mengiyakan sesuatu yang sebenarnya saya kurang setuju atau menolak sesuatu yang sebenarnya saya sangat sepakat dengannya. Demi apaaa?? Yup! kepuasan dan kebahagiaan mereka. Demi tidak mengusik eksistensi mereka. Lalu bagaimana dengan kepuasan dan kebahagiaan saya sendiri? Itu mah kagak penting!

Namun setelah saya renungkan, sepertinya cara hidup seperti itu bukanlah pilihan yang tepat dan sehat. Jadi saya putuskan untuk move on dari keadaan menyedihkan tadi. Kenapa? Karena saya berhak bahagia. Saya berhak menyatakan pendapat tanpa perlu merasa bersalah. Saya berhak menjadi diri saya sendiri. Dan yang terpenting, saya berhak untuk berdamai dengan diri sendiri. Uyeee!!
Beruntunglah ada cara praktis untuk move on dari sana. Cukup dengan memunculkan keinginan kuat dari hati untuk bersikap berani lebih NDABLEG!
Adakalanya kita perlu menulikan kuping sejenak, abaikan semua omongan orang dan jadilah diri kita sendiri. Adakalanya kita tak harus selalu setuju dengan sesuatu yang kita tidak sepakat terhadapnya.  Dan adakalanya kita perlu sedikit ngotot untuk mempertahankan apa yang kita yakini benar. Bukankah para pahlawan itu juga adalah orang-orang yang ndableg dengan tidak mau berkompromi sedikitpun terhadap penjajah? -ndableg secara positif tentu saja-.
Jadi nikmatilah ndablegmu dan yakinlah everything's gonna be okay. So #BeraniLebih ndableg? Kenapa tidak!!

FB: yoanita astrid
Twiter: @yoanitaastrid





6 komentar:

  1. Aseg..
    Udh lama nggak denger kata2 ini mak..
    Trakhir wktu sma..hehe...

    BalasHapus
  2. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  3. Wih.. jadi termotivasi saya hehehe

    BalasHapus