Selasa, 21 April 2015

Ibu Mertuaku (Bukan) Rivalku

Saya sering  bayangin bagaimana perasaan saya jika kelak Berry (si sulung) dewasa dan tiba saatnya jatuh cinta trus menikah dengan seorang wanita. Siklus hidup yang wajar dan pasti akan terjadi. Tapi entah kenapa saya suka mendadak melow kalo bayangin saat itu tiba*yaelah baru juga 5 tahun mak, udah jauh bener bayanginnya.

Gimana kalo wanita yang dipilihnya bukan tipe mamahnya? Gimana kalo wanita itu gak bisa merawat anak saya sebaik yang saya lakukan? Gimana kalo mantu saya itu gak sayang dan jahat sama saya? Gimana kalo dia hanya peduli sama anak saya dan cuek bebek dengan ibu mertuanya? Aaahhh.... kayanya eike kebanyakan nonton sinetron mantu durhaka ini.

Wait!!! Saya ngerasa ada kondisi yang identik dengan cerita di atas. Hmmm....
Kira-kira ibu mertua saya pernah merasakan hal yang sama kah dengan yang saya rasakan? Apakah saya adalah wanita yang diidamkannya untuk mendampingi anak lelakinya? Apakah beliau merasa ikhlas menyerahkan "perawatan" anak lelakinya ke tangan saya? Apakah beliau merasa saya hanya peduli pada anak lelakinya dan tidak dengannya? Hiks. Ambil cermin, ngaca daann "Nyuwun ngapunten ibuk, dereng saged dados mantune ibuk ingkang sae lan salihah"

Hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertuanya memang rawan konflik. Kenapa? Ya karena wanita adalah makhluk rumit. Rumit ketemu rumit jadi rumit kuadrat. Tak dipungkiri banyak kasus pertengkaran atau cekcok berkepanjangan antara ibu mertua-menantu perempuannya. Mulai dari beda prinsip dalam mengurus rumah tangga hingga intervensi yang terlalu besar dari si ibu dalam hidup rumah tangga anaknya. Ujung-ujungnya dua wanita ini akan saling berebut perhatian dari si anak lelaki. Tinggallah si anak deleg-deleg karena harus memilih antara istri atau ibunya. Runyam.

Beda prinsip itu pasti, secara hidupnya aja udah beda jaman. Contoh kecil yang bisa memicu perang dunia dengan mertua:  ibu mertua wanti-wanti kalo lagi panas meriang jangan dimandiin, jangan kena air. Trus tanya dokter jaman sekarang dan dijawab wah mandi air anget itu justru bisa berfungsi sebagai kompres dan membersihkan kuman-kuman di badan. Beruntunglah kalo tinggal terpisah dengan mertua, bisa memilih pendapat yang sesuai dengan yang kita yakini. Tapi kalo serumah? Dan tiap hari kita nitipin anak kita ke beliau? Bisa jadi perang besar jika kita berani membangkang perintahnya. (iya, gak semua ibu mertua sifatnya gitu sih tapi kebanyakan seperti itu).

Mau selesai perangnya? Mantunya yang harus mengalah atau carilah win win solution. Kenapa? Karena kita yang lebih muda. Se-well educated apapun kita, pengalaman ibu jauh lebih banyak dibandingkan kita yang baru jadi ibu seumur jagung. Dan ingat, pada saat menikah, posisi ibu mertua adalah sama dengan ibu kandung. Wajib dihormati dan diberi bakti. Susah?? Siapa bilang gampang. Mengalahkan diri sendiri adalah salah satu hal berat dalam hidup.

Coba bayangkan bagaimana kita merawat anak lelaki kita. Di-nik-nik penuh kasih sayang. Dari mandiin, nyebokin, bersihin pup, nyuapin, gendong, ngajak main. Dari bayi hingga gede. Tulus dan tanpa lelah. Ibarat merawat bibit kecil hingga menjadi pohon yang berbuah lebat. Dan ketika buah itu sudah matang, seseorang datang dan memetik buahnya tanpa perlu repot-repot ngrumat si pohon. Demikian yang dilakukan ibu mertua kita. Beliau merawat anak laki-lakinya dari bayi hingga siap berumahtangga. Dan kita datang udah langsung dapat hasil manis perjuangan beliau yaitu suami kita. Mantu macam apa kita jika gak bisa membalas semua kebaikan yang dilakukan ibu mertua? Ingat, tanpa pengorbanan ibu mertua tak akan ada suami "sempurna" yang bisa kita pilih sebagai teman hidup.

Jadi saya selalu berusaha memposisikan ibu mertua bukan sebagai rival yang harus dicemburui. Namun sebagai orangtua tempat saya bertanya banyak hal tentang hidup. Satu lagi, lebih banyaklah mendengar daripada berbicara. Iyaaa mungkin memang ilmu kita lebih aptudet tapi kebijaksanaan seorang ibu itu kadang mengalahkan ilmu yang kita miliki. Jadi mengalahlah. Berusahalah untuk memahaminya meski itu sulit karena akan datang suatu hari dimana kita akan berada di posisi itu. Bisa jadi kita melakukan hal yang sama yang dilakukan ibu mertua kita saat ini.

Istri dan ibu mertua adalah sepasang malaikat yang keberadaannya seharusnya saling menguatkan, bukan melemahkan


Senin, 20 April 2015

Berani Lebih Ndableg? Kenapa Tidak!!

Ndableg adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa jawa dan bisa diterjemahkan secara bebas sebagai "cuek", "gak terlalu mikirin omongan orang", "keras kepala", "suka melanggar aturan", "muka tembok" dan beberapa arti sejenis.

Sikap ndableg identik dengan sesuatu yang negatif. Sering dong lihat orang yang tetap cuek merokok di suatu tempat yang jelas-jelas udah dipasang tanda "dilarang merokok". Atau supir angkot yang dengan santainya ngetem tepat di depan rambu P dicoret. Atau seorang anak yang tetap asyik berkutat dengan mainannya meski telah berkali-kali dipanggil oleh ibunya. Etc, etc.
Namun apakah benar ndableg itu melulu terkait dengan sesuatu yang negatif? Let's check it out.

Sebagai seorang wanita yang dianugerahi sifat yang lumayan altruistik (lebih mementingkan orang lain dan cenderung mengorbankan diri-sendiri) *tsaelah, saya selalu ingin berusaha menjaga perasaan orang lain, menghindari  konfrontasi (konflik) dengan orang dan enggan menjadi antimainstream (kontroversial). Saya juga punya sifat gak enakan dan takut menyinggung perasaan orang. Selama ini saya ngerasa baik-baik saja dengan "ke-altruistik-an" saya, hingga tibalah suatu hari dimana saya merasa begitu lelah untuk bersikap seperti biasanya. Ternyata ada banyak hal yang kadang tak sejalan dengan hati nurani namun terpaksa tak saya ungkapkan hanya karena "takut" pendapat itu akan menyinggung beberapa orang. Saya berusaha mengiyakan sesuatu yang sebenarnya saya kurang setuju atau menolak sesuatu yang sebenarnya saya sangat sepakat dengannya. Demi apaaa?? Yup! kepuasan dan kebahagiaan mereka. Demi tidak mengusik eksistensi mereka. Lalu bagaimana dengan kepuasan dan kebahagiaan saya sendiri? Itu mah kagak penting!

Namun setelah saya renungkan, sepertinya cara hidup seperti itu bukanlah pilihan yang tepat dan sehat. Jadi saya putuskan untuk move on dari keadaan menyedihkan tadi. Kenapa? Karena saya berhak bahagia. Saya berhak menyatakan pendapat tanpa perlu merasa bersalah. Saya berhak menjadi diri saya sendiri. Dan yang terpenting, saya berhak untuk berdamai dengan diri sendiri. Uyeee!!
Beruntunglah ada cara praktis untuk move on dari sana. Cukup dengan memunculkan keinginan kuat dari hati untuk bersikap berani lebih NDABLEG!
Adakalanya kita perlu menulikan kuping sejenak, abaikan semua omongan orang dan jadilah diri kita sendiri. Adakalanya kita tak harus selalu setuju dengan sesuatu yang kita tidak sepakat terhadapnya.  Dan adakalanya kita perlu sedikit ngotot untuk mempertahankan apa yang kita yakini benar. Bukankah para pahlawan itu juga adalah orang-orang yang ndableg dengan tidak mau berkompromi sedikitpun terhadap penjajah? -ndableg secara positif tentu saja-.
Jadi nikmatilah ndablegmu dan yakinlah everything's gonna be okay. So #BeraniLebih ndableg? Kenapa tidak!!

FB: yoanita astrid
Twiter: @yoanitaastrid





Senin, 06 April 2015

Tips Jalan-Jalan ke Museum Kereta Api Thomas

They're two, they're four, they're six, they're eight
Shunting trucks and hauling freight
Red and green and brown and blue
They're the really useful crew
...................
Thomas and his friends.....
-------------------------------------------------------------------

Yak siapa sih yang gak familiar sama soundtrack film seri thomas yang sering diputer di tv ini. Hampir semua anak mengenal dan menggemari kereta api uap biru yang suka jail tapi baik hati ini, termasuk Berry (mbarep saya).

Berawal dari kenge-fans-nan (bahasa apa inih) Berry sama thomas, hari minggu kemarin saya pengen nyenengin dia dengan mengajaknya ke museum kereta api yang berada di kota Ambarawa. "Ke museum thomas yuk Ber", langsung deh dengan semangat 45 dia jawab "mau mau mau".

Berjarak 2 jam-an dari jogja dengan mobil dan pas gak macet (secara saya gak tau berapa jarak jogja-ambarawa. Haha), museum ini menyuguhkan kereta-kereta api uap yang dibikin tahun 1700-1900an alias tempoe doloe. Dengan tiket masuk 10ribu/orang, kita bisa menikmati pemandangan lokomotif-lokomotif uap beserta gerbong-gerbong jadulnya yang unik. Hampir semua lokomotif keretanya berwarna hitam dan saya gak bisa bedain antara satu dengan yang lainnya. Kereta-kereta kuno itu cukup terawat, meski kadang ada sedikit bungkus-bungkus makanan dan sampah di dalamnya.

Deretan lokomotif kereta api uap

Bertempat di bekas stasiun ambarawa, museum ini menampilkan suasana yang klasik. Dengan jendela-jendela lebar dan pintu berkusen kayu, nampaknya stasiun ini dipertahankan ke-otentikannya. Tidak banyak sentuhan-sentuhan modern yang ditambahkan.

Stasiun ambarawa yang sekarang jadi museum KA

Karena tempatnya yang lapang dan bebas hambatan, kesan luas dan lega langsung tertangkap saat menginjakkan kaki ke stasiun itu. Bangku-bangku kayu banyak diletakkan di pinggir-pinggir stasiun untuk mengakomodir pengunjung yang ingin duduk-duduk santai menikmati suasana.

Anak-anak tentu saja kegirangan nemu tempat luas gitu.  Langsung deh mereka lari-larian ke sana kemari naik turun gerbong sampe puaaass. Emaknya ngapain? Selfie tentunya dan yang paling penting maen candy crush saga is a must dong zzzz.....

Nongsis bareng kung uti 

Nah di museum ini juga disediakan kereta api wisata yang bisa dinaiki dengan rute stasiun ambarawa-stasiun tuntang pp. Sayaaang, harga tiketnya mehong binggo bo', 50ribu/orang. Tadinya kirain 10ribuan *lu pikir naek odong2, haha. Yaa secara naek prameks jogja-solo aja cuman 10ribu. Hiks. Tapi ya sutralah, udah kadung niat ke museum itu, jauh2 pulak dari jogja masa iya gak nyobain naik kereta djadoel itu.

Penampakan kereta djadoel itu

Penampakan dalam gerbong

Etapi yang jalan itu bukan kereta yang uap ya, kereta diesel juga cuma dalemnya masih jadul gitu. Bangku-bangku, pintu dan jendelanya terbuat dari kayu.
Sayang kereta itu dijalankan hanya pada hari minggu atau saat liburan aja. Dan jadwal keberangkatannya hanya 2x, jam 11.00 sama 14.00.

Dengan lama perjalanan 1 jam pulang pergi, pemandangan yang disuguhkan tour ini lumayan keren menurut saya. Kereta menyusuri tepi rawa pening yang tenar itu. bener-bener deket banget sama rawa nya. Dan ternyata rawa pening itu luaaas banget yak *koment orang kurang piknik. Banyak nelayan dengan sampan-sampan kecil mancing ikan di situ. Bertebaran juga warung-warung apung dan beberapa rumah penduduk yang didirikan di atas rawa

Pemandangan rawa pening dari atas kereta

Bagus ya? Lumayan deh, 50ribu dapat pemandangan nyegerin kek gini.

Sawah menghijau dan nelayan mencari ikan

Secara overall lumayan menghibur sih berkunjung ke museum ini. Meskipun kalo dikelola dengan lebih niat lagi pasti akan bisa mendatangkan pengunjung yang jauh lebih banyak. Eh bisa juga ya buat poto-poto postwed (maapkeun saya gak menganut paham prewed poto sesion. Halah)

Dari pengalaman saya kemarin piknik ke sana, ada beberapa saran yang  ingin saya tulis untuk calon-calon pengunjung yang pengen berwisata ke sana.

1. Datanglah di hari minggu
Kalo pengen nyobain naik kereta wisata, silakan datang di hari minggu atau hari libur besar lainnya, soalnya kalo hari-hari kerja keretanya gak jalan, gak ada penumpangnya ciin, rugi bandar. Tapi kalo sekedar melihat kereta-kereta kuno sih bisa datang kapan aja.

2. Bawa bekal makanan dan minuman yang buanyaakk
Di dalam museum soalnya gak ada yang jual makanan atau minuman. Apalagi foodcourt atau pujasera. Kalo perlu bawa bekal nasi kotak biar gak kelaperan nunggu kereta. Haha. Pengalaman kemaren mau nyari minum harus keluar stasiun yang jaraknya cukup bikin keringetan dan males.

3. Di dalam kereta pilihlah tempat duduk sisi kanan
Nyesel banget kemarin pindah posisi ke sisi kiri. Ternyata view dari sisi kanan itu lebih emejing, dilatari sama gunung dan rawa pening yang maha luas ituh *lebay

4. Siapin budget buat beli tiket yang "lumayan" itu.
Sampe sana kalo bisa langsung beli tiket dulu buat yang jam 11, selfie nya ntar-ntaran ajah. Secara peminat kereta wisata itu buanyak dan tiket biasanya udah abis setengah sampe satu jam sebelumnya. Biar gak kelamaan nunggu jadwal keberangkatan yang berikutnya. Oiya anak-anak di atas 2 tahun juga udah dihitung full tiket, jadi kalo 5 orang aja udah ngeluarin 250rebong, lumayan juga buat emak2 irit macam saya ini *elus dompet.

5. Siap-siap rempong cari tempat parkir
Museum ini tidak menyediakan tempat parkir. Jadi silakan cari tempat parkir sendiri-sendiri. Lumayan ngrempongin ini. Saya kemarin dapet parkir deket pasar. Tapi entah ya setelah direhab, mungkin akan disediakan fasilitas itu (secara kemarin lagi direhab-rehab entah apanya)

Oke, sekian cerita saya tentang museum kereta api thomas (baca:kereta api uap) yang femeus itu. Semoga bisa menambah informasi dan bermanfaat.

Sabtu, 04 April 2015

Teknologi Pintar Honda, Mengerti Kebutuhan Kaum Hawa

Cerita berawal dari keinginan saya membeli motor baru sekedar untuk wira-wiri beli sayur di warung. Suami saya nanya "Mau motor apa mah?", serta merta saya jawab "Ya Honda lah, apalagi?".

Mungkin karena udah sejak jaman sekolah dulu selalu pakai sepeda motor honda, jadi kebawa-bawa hingga beranak-pinak gini teteup gak bisa pindah ke lain hati alias gagal move on dari honda. *eaaaa.
Akhirnya terbelilah itu motor matic all new honda beat eSP. Pertamanya saya gak begitu peduli sama fitur-fitur sepeda motor itu, secara emak-emak gituh, males mikirin urusan teknologi kendaraan. Yang penting honda ajah dan bisa jalan. Nyahaha, parah.

Penampakan motor baru saya

Sepeda motor itu saya kasih nama Bebibob, terinspirasi dari film kartun yang sering ditonton anak-anak saya. Langsung aja deh saya ajak si Bebibob reyen muter-muter kompleks perumahan daann... kesan pertamanya...... "saya suka saya suka" *memey mode on.
Keren beneran lho. Teknologi pintar honda yang sering saya lihat di iklan-iklan tv itu gak bohong berati. Haha.

Ada empat hal utama yang bikin saya jatuh hati pada tunggangan pertama (tunggangan?? Kuda kalee)

1. Starter
Gilak starternya alus binggooo. Gak kedengeran suara "cekikikik" kaya sepeda motor umumnya kalo pas di-starter. Berguna untuk "nyimpekke" anak-anak kalo pas saya mau ke warung tanpa ngajakin mereka. Jadi mereka gak denger waktu emaknya nyalain motor. Haha. *emak jahat. Inilah salah satu keunggulan teknologi eSP Honda dengan ACG starternya



2. Idling Stop
Ada menu baru yang saya temukan di sepeda motor saya, yaitu tombol idling stop di deket setang kanan.
Kebiasaan saya saat berkendara adalah suka matiin motor pas sampai lampu merah. Apalagi kalau lampu merahnya nyampe ratusan detik. Biar ngirit bo' *emakpelit. Nanti kalo lampu udah hijau, baru saya nyalakan lagi mesin motor. Naah rupanya kebiasaan ini diadopsi oleh honda melalui teknologi pintarnya yaitu idling stop systen. Sepeda motor akan otomatis mati saat pengendara tidak memutar gas selama 3 detik. Saat mau jalan lagi tinggal putar tuas gas pelan dan taraaa... dia akan nyala lagi dan langsung jalan. Gak usah riweuh on/off-in kunci kontak. Waaaw!! Oke gak seeh? Cucok banget untuk program pengiritan anggaran pengeluaran ibu-ibu. Hihihi.



3. Rem
Remnya euy, pakem pisan. Tau dong gimana emak-emak itu kalo naik motor? Sluman slumun slamet kalo bahasa jawanya. Ngerem mendadak tak pernah ketinggalan. Biasanya kalo ngerem kan harus pakai dua tangan, rem depan dan belakang kan ya biar seimbang. Naah Honda mempemudah urusan pengereman ini dengan teknologi CBS (Combi Break System). Jadi cukup menarik tuas rem kiri, rem depan dan rem belakang dapat berfungsi dengan tepat dan seimbang.


4. Lebih irit dan ramah lingkungan
Belom pernah ngukur beneran sih tingkat keiritan si bebibob. Saya isi bensin 3-4 hari sekali, kadang malah seminggu kalo cuma motoran jarak dekat (Yaiyalah. Haha). Wis gak tau lah, pokoknya saya ngerasa lebih irit yang ini dibandingkan motor-motor saya sebelumnya. Dan secara teori emang lebih irit kaan, secara ada idling stop system itu tadi, jadi bensin gak kebuang sia-sia dan dengan demikian otomatis lebih ramah lingkungan dong, ngurangin polusi udara. Teknologi ini disebut PGM F1 yang intinya si motor honda ini sudah dirancang untuk bisa memasok bahan bakar dan oksigen dengan tepat sesuau kebutuhan mesin di setiap keadaan sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan.



Oke. Secara overall, gak nyesel deh udah milih sepeda motor honda. Teknologi pintarnya itu lho, ngertiiii banget akan kebutuhan emak-emak rempong seperti saya ini. Jatuh hati lagi dan lagi deh sama honda :)


Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog Teknologi Pintar Honda"



Jumat, 03 April 2015

Nata De Coco Dioplos Pupuk ZA ??

Masih rame gak sih berita tentang penutupan pabrik nata de coco yang dioplos pupuk ZA ( redaksinya bo'  provokatip binggo)? Sebagai orang food technology berasa kurang afdol kalo gak ikut2an komeng dan meriuhkan suasana biar seru.

Gambar diambil dari regional.kompas.com
Jadi dulu critanya pas kkn, salah satu program grup kami adalah  ngajarin bikin nata de coco buat penduduk setempat. Bukan saya tentunya yang ngajarin karena aku mah apa atuh *halah. Kami mendatangkan pakar pembuat nata de coco dari luar. Pas praktek di depan kita-kita, si bapak memperkenalkan dulu bahan-bahan bakunya antara lain air kelapa, gula, asam sitrat, starter (bibit), dan ZA. Apaa?? ZA?? Yang buat pupuk itu?? Gilak kita suruh makan pupuk, racuuun banget.
Untungnyaaa sebelum kkn itu saya pernah dikasih tugas kuliah kunjungan ke pabrik nata de coco (industri rumah tangga). Jadi komen "gilak, kita suruh makan pupuk"  pas kkn gak sempet terlontar. Malu dong orang pangan komen kaya gitu, mikrobiologinya dapet berapa mbak?

Yak masuk ke konten, prolognya kepanjangan. Sebelum dibahas lebih lanjut, ada baiknya diketahui dulu gimana bikin nata de coco itu. Intinya gini:  air kelapa yang telah dididihkan ditambahkan gula, ZA dan asam sitrat. Setelah dingin ditambahkan starter (bibit). Starter itu apa? Starter itu isinya bakteri acetobacter xylinum yang bertugas memfermentasi air kelapa. Hasil fermentasi bakteri ini yang nantinya kita kenal sebagai nata de coco. Untuk pertumbuhannya, bakteri ini butuh makanan. Makanannya darimana?  Sukrosa (gula) sebagai sumber karbohidrat dan ZA (amonium sulfat ((NH4)2SO4) -yang oleh awam sering disebut urea-  sebagai sumber nitrogen. Berapa ZA yang ditambahkan dalam proses pembuatan nata de coco? 3gram ZA untuk 1liter air kelapa. Jadi ZAnya siapa yang makan? Ya acetobacter xylinum nya laaahh. Bukan kita dong? Bukan. Kenapa harus ZA sih? Alasan ekonomis: karena lebih murah, mudah larut dan selektif terhadap mikroorganisme lain (dari berbagai sumber), toh ZA itu nantinya tidak ada lagi dalam produk akhir.
Jadi nata de coco yang kita makan itu adalah hasil metabolisme dari si bakteri acetobacter xylinum ituh. Udah gak ada pupuk2annya karena ZA tadi udah dimakan habis sama si bakteri (dengan catatatan ZA nya gak berlebihan). Nata de coco yang udah jadi itu nantinya  dipisahkan dari medianya kemudian dicuci beberapa kali sampai bersih. Setelah itu direbus. Jadi deh. Dengan catatan lagi semua prosesnya harus aseptis (steril), karena kalo enggak nata nya gak bisa jadi. Susah lho bikin nata kalo gak berpengalaman gitu. *Hasil bikin nata pas kkn itu soalnya gatot. Hihi
Jadiiiiiiii media-media yang nulis judul gede-gede "nata yang dioplos pupuk za" itu sebenernya salah kaprah. Dari judulnya terkesan seolah-olah za itu dicampur ke nata-nya trus kita makan. Waduh horor pisan.

Nata de coco itu makanan yang gizinya minimalis tapi seratnya tinggi jadi baik untuk kesehatan pencernaan terutama buat keperluan diet, dengan catatan liat baik2 berapa kadar gula dalam minuman nata yang super manis itu. Gula gula dan gula itu yang sebenernya lebih perlu dikhawatirkan. Misal, nata de coco itu bagus untuk diet buat yang pengen kurus. Trus beli deh minuman nata dalam kemasan yang sudah dikasih gula gak kira2, minumnya bergelas2 sehari.  Huuuffftt capedeh,  sama dengan pesen bakso tanpa vetsin tapi kecapnya 2 sendok. Atau diet teh hijau biar kurus tapi minumnya ditambah 3 sendok gula per cangkir. Tetoot itu mah.

Jadi kalo pak pulisi mau nutup pabrik nata de coco yang di sleman itu, harusnya semua pabrik nata di indonesia juga ditutup semua, karena kebanyakan mereka pake ZA dalam proses pembuatannya. Btw wong coco itu kira2 pake ZA enggak ya? Kalo iya musti ditutup juga dong. Etapi kayanya di kemasannya juga udah ada ijin bpom nya deh. Masa iya kalo penggunaan ZA dalam proses pembuatan nata itu bahaya, bpom akan ngeluarin ijinnya?

Nah, karena buat makanan ada baiknya, lebih etis dan lebih memenuhi prinsip kehati-hatian, za yang digunakan itu hendaklah yang foodgrade (memenuhi syarat-syarat untuk digunakan dalam dunia pangan). Walaupun mungkin pupuk za yang digunakan kebanyakan industri rumah tangga itu juga belom tentu berbahaya. Karena untuk memutuskan pupuk za itu bahaya atau enggak, harus dilakukan pengujian lebih lanjut tentang toksisitas atau residu pupuk di nata itu.

Akhirulkalam, ilmu itu letaknya sebelum amal. Ilmuilah segala sesuatu sebelum melakukan tindakan.

Powered By Blogger